Skip to main content

Profesi Pekerjaan Yang Bakal Jadi Rebutan

Ilustrasi profesi

Coba terka pekerjaan apa yang paling diperlukan pada masa sekarang dan akan datang? Dalam tulisan Alat, Rabu (3/2/2016), dibeberkan bahwa ketika ini Indonesia sedang memerlukan banyak energi kerja di bidang sains dan teknik dampak konsentrasi pembangunan pemerintah pada infrastruktur. 

Melainkan, sayangnya republik ini kekurangan energi pakar pada bidang hal yang demikian. Itu terjadi sebab sekarang banyak mahasiswa kurang meminati program studi sains dan teknologi atau eksakta. Mereka lebih memilih masuk ke program sosial di perguruan tinggi. 

Situasi hal yang demikian dibetulkan oleh Ketua Lazim Pengurus Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI) Marzan Aziz Iskandar. Berdasarkan ia kalau dibandingi dengan negara lain di wilayah ASEAN dan Asia, jumlah mahasiswa sains dan teknik di Indonesia yakni yang paling sedikit. "Dari segala mahasiwa di Indonesia, cuma 15 persen yang menuntut ilmu di bidang sains dan teknik. Bandingkan dengan Malaysia yang menempuh 24 persen, Korea 33 persen, dan Tiongkok 38 persen," ujar Marzan terhadap Alat, Jumat (3/3/2016).

Rendahnya atensi kaum muda kepada jurusan hal yang demikian juga kelihatan dari rilis Pangkalan Data Pengajaran Tinggi Kemristek dan Dikti pada Maret 2016. Data itu menceritakan, ada lebih dari 5 juta mahasiswa, tapi cuma sekitar 1,5 juta di antaranya yang mengambil jurusan sains-teknik dan selebihnya mengambil bidang sosial-humaniora. Nah, dapat jadi salah satu alasan buah hati muda kurang meminati jurusan sains dan teknik untuk menghindari mata pembelajaran hitungan-hitungan, seperti matematika, fisika, kimia dan sejenisnya. 

Telah jadi rahasia lazim, mata pembelajaran hal yang demikian adalah momok menyeramkan bagi buah hati-buah hati Indonesia mulai dari tempat duduk sekolah dasar sampai menegah atas. Oleh sebab itu, tidak mengherankan kalau banyak alumni sekolah menengah atas yang menghindari masuk ke program studi yang ada mata pembelajaran hal yang demikian ketika hendak melanjutkan pengajaran ke perguruan tinggi. Fakta hal yang demikian terang amat disayangkan, karena popularitas industri memerlukan energi kerja berkompetensi di bidang sains diteknologi tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi telah mendunia. 

Hasil studi Institusi federal Amerika Serikat untuk pengembangan ilmu sains, National Science Foundation (NSF) pada 2011 menceritakan, dalam satu dekade akan datang 80 persen profesi membutuhkan sumber tenaga manusia (SDM) dengan kompetensi Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM). Kemudian survei Social Market Foundation untuk EDF Energy (perusahaan kekuatan asal Inggris). Studi yang dipublikasi pada Januari 2017 ini mengungkapkan, keperluan energi kerja di Inggris Raya pada bidang sains, teknologi, riset, dan teknisi akan melonjak dua kali lipat mulai dari tahun 2016-2023. 

Peningkatan itu kemudian akan melahirkan 140.000 profesi baru dan 640.000 lowongan profesi selama enam tahun ke depan di sektor hal yang demikian. Naiknya angka keperluan SDM ini tidak lepas dari temuan teknologi dan ivestasi infrastruktur yang terus menggeliat. Teknologi yang merubah paradigma belajar Bercermin pada popularitas keperluan SDM di dalam negeri dan global itu, buah hati-buah hati Indonesia bahkan patut dapat menangkap keperluan itu sebagai kesempatan besar untuk berhasil. Melainkan, untuk dapat menggapainya, pertama-tama mereka wajib berkawan dengan mata pembelajaran yang berkaitan dengan bidang hal yang demikian, seperti matematika, fisika, kimia, dan malah coding. 

Stigma susah untuk mempelajari sebagian mata pembelajaran hal yang demikian tak sepenuhnya benar. Segala itu tergantung bagaimana cara belajar yang dipakai, apakah mempermudah dan menyenangkan atau pun sebaliknya. Apalagi pada zaman modern seperti ketika ini. Zaman saat teknologi berita, dalam rupa bentuk dan dunia online,sudah sukses memudahkan kegiatan banyak orang termasuk buah hati-buah hati. Mereka tidak cuma memakai perangkat hal yang demikian sebagai komunikasi dan hiburan, tapi juga untuk memuaskan cita-cita keingintahuan dan belajar kepada sesuatu. Situasi ini kemudian membikin mereka menjadi akrab dengan gadget plus dunia online dibanding dengan buku pembelajaran. Nah, sekolah sebagai institusi pengajaran buah hati bahkan sebaiknya dapat mengakomodasi pemakaian teknologi dalam aktivitas belajar mendidik (KBN). Ini dibutuhkan untuk memudahkan buah hati ajar dalam meresap materi pembelajaran terpenting terhadap mata pembelajaran yang ditakuti.

(Samsung Indonesia) Salah satu program belajar yang telah menggunakan itu ada pada Samsung Smart Learning Class (SSLC). Di sini, lewat tablet siswa dapat mempelajari matematika, sains, coding, dan lainnya dengan lebih menyenangkan serta interaktif. Kelas juga telah terkoneksi dengan dunia online dengan seperti itu buah hati ajar dapat menerima jalan masuk lebih luas ke ilmu pengetahuan. Jadi kalau kesusahan atau menemukan persoalan dalam pembelajaran, mereka dapat mencari tahunya sendiri dengan riset mandiri. Sementara itu, guru berperan penting mengantar siswa dalam memakai teknologi supaya tak disalahkan pakai. Dengan KBN seperti itu diinginkan matematika dan sains bahkan bukan lagi pembelajaran yang ditakuti pun akan digemari siswa. Akhirnya ini juga menjadi salah satu usaha agar atensi kaum muda untuk kuliah di program studi sains dan teknologi atau teknik akan meningkat. Tulisan cerita Indonesia kekurangan SDM berkompetensi pada dua sektor hal yang demikian bisa lantas teratasi.

Sumber: vas-das.com

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Pekerjaan yang Dapat Bertahan di Era Digital

abendkleidonlinegunstig.com - Di era revolusi industri 4.0 yang mengandalkan teknologi saat ini, muncul jenis-jenis pekerjaan baru dan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja yang ahli di bidang teknologi dan informasi (TI). Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Bambang Satrio Lelono menyebutkan jenis pekerjaan yang akan terus bertahan adalah pekerjaan yang menggunakan rasa dan kreativitas. Bambang mencontohkan pekerjaan yang tidak akan tergerus adalah wartawan karena pekerjaannya dinamis dan tenaga kerja selalu melakukan inovasi dan improvisasi.   "Pekerjaan yang tidak mungkin hilang yang pakai rasa dan mungkin wartawan tidak akan hilang karena sangat dinamis," kata Bambang, di Jakarta Pusat, Senin (16/4/2018). Sedangkan pekerjaan yang tingkat kebutuhannya berkurang adalah jenis-jenis pekerjaan yang statis atau berulang misalnya tenaga administrasi atau tukang las.   "Pokoknya yang menggunakan kreativitas dan inovasi tidak akan hil

Want to Save Electricity Bills at Home? Do this Easy Trick

Genset Murah - Electricity becomes one of the most vital needs to support daily activities. Not only the lights of various other things also require electricity such as charging the smartphone battery, washing clothes with a washing machine, blame the air conditioner, and others. Yes, nowadays almost all appliances that help with housework, use electricity as a resource. Unfortunately, excessive use can cause bills to swell. And of course there are many other needs that must also be met. Therefore you should use electrical energy in accordance with the needs of the household. But certainly not a few of you who are still confused how to save electricity. But you need not worry, here's an easy trick you can do to minimize electricity bills at home, anything? 1. Choose Energy-Saving Household Appliances The first thing you need to do before buying home appliances that use electricity as its primary power source, make sure you check how much the device consumes energy in